Senin, 18 November 2013

DATA VEKTOR TOPOLOGI DAN NON TOPOLOGI


TUGAS 1
“DATA VEKTOR TOPOLOGI DAN NON-TOPOLOGI”
Sistem Informasi Geografis


Di susun
Oleh :
MUH.IRSAN (2010020110)
TI. EXT

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STIMIK HANDAYANI MAKASSAR
2013/2014



PENDAHULUAN

Sistem Informasi Geografis – SIG (yang memiliki bahasa Inggris : Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.
Tujuan utama SIG sendiri adalah sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan hal-hal keruangan (spasial).

Format Data Dalam SIG
Format data yang dimaksud disini adalah format data spasial. Data spasial itu sendiri adalah data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir.
Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:
a. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (titik perpotongan antara dua buah garis).
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).

·         Titik (point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.
·         Garis (line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.
·         Area (Poligon)
Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau, Persil Tanah, dll.

PEMBAHASAN

Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).

·         Titik (point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.

·         Garis (line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.

Model data vektor dibagi menjadi dua yaitu non topologi dan topologi :
a.    Topologi
Topologi yaitu terdapat data sederhana (simple data) dan data tingkat tinggi (Higer data level). Sedangkan data tingkat tinggi pada topologi terdapat tiga bagian yaitu TIN, region dan Dynamic secmentation.  Vektor termasuk topologi TIN, Topologi merupakan bagian dari data vektor. Topologi merupakan hubungan spasial diantara obyek spasial dalam data vektor. 
Topologi digunakan untuk melakukan deteksi kesalahan pada saat proses digitasi. Model data vektor dalam topologi dikembangkan menjadi dua bagian, yaitu data Sederhana dan data tingkat tinggi. Data sederhana merupakan data yang mempresentasikan tiga data yaitu titik,garis dan poligon. Data Tingkat Tinggi lebih melakukan dan menggunakan pemodelan tiga dimensi. Permodelan data tingkat tinggi tersebut adalah menggunakan TIN (Triangulated Irregular Network). Model TIN ini digunakan dikarenakan model ini merupakan seperangkat data yang membentuk segitiga dari suatu data set yang tidak saling bertampalan. Model TIN berguna dalam merepresentasikan ruang dalam hal ini spasial dalam bentuk 3D. Tujuannya agar dapat mendekati kenyataan di lapangan. Bentuk segitiga dalam TIN tersebut merupakan titik dan garis yang saling berhubungan.
Dalam model topologi , poligon didefinisikan sebagai oleh serangkaian busur . Arcs dimulai dan berakhir pada node, yang terjadi di mana dua atau lebih busur bertemu. Setiap busur didefinisikan oleh serangkaian pasang koordinat , masing-masing dengan awal dan akhir simpul . Perangkat lunak GIS menyimpan definisi topologi dalam tiga tabel mewakili fitur yang berbeda , yaitu titik , garis, bidang . Node tabel menyimpan informasi tentang simpul dan busur yang terhubung. Tabel busur berisi informasi topologi tentang busur , termasuk awal dan akhir node dan poligon ke kanan dan kiri busur . Tabel poligon mendefinisikan busur yang membentuk setiap ploygon .
Salah satu contoh penting tentang bagaimana GIS dapat digunakan untuk model peristiwa dunia nyata adalah kemampuan untuk jaringan Model. Ada banyak jaringan dalam data geografis, seperti kursus air dan jaringan jalan. Analisis jaringan menggunakan pemodelan topologi untuk menganalisa potensi aliran di sekitar jaringan ini, kemampuan yang berguna dalam analisis banjir atau temuan rute. Hal ini hanya dapat dilakukan jika data memiliki topologi jaringan yang benar.

b.    Non Topologi
Non Topologi, merupakan model data yang mempunyai sifat yang lebih cepat dalam menampilkan, dan yang paling penting dapat digunakan secara langsung dalam perangkat lunak (software) SIG yang berbeda-beda. Non-topologi digunakan dalam menampilkan atau memproses data spasial yang sederhana dan tidak terlalu besar ukuran filenya. Pengguna hendaknya dapat mengetahui dengaan jelas dari kedua format ini. Sebagai contoh dalam format produk ESRI, yang dimaksud dengan fomat non-topologi adalah dalam bentuk shapefile, sedangkan format dalam bentuk topologi adalah coverage.
·         Model data vektor dalam topologi lebih jauh lagi dapat dikembangkan dalam dua kategori, yaitu Data Sederhana (Simple Data) yang merupakan representasi data yang mengandung tiga jenis data (titik, garis, poligon) secara sederhana. Sedangkan Data Tingkat Tinggi (Higher Data Level), dikembangkan lebih jauh dalam melakukan pemodelan secara tiga dimensi (3 Dimensi/3D). Model tersebut adalah dengan menggunakan TIN (Triangulated Irregular Network). Model TIN merupakan suatu set data yang membentuk segitiga dari suatu data set ang tidak saling bertampalan. Pada setiap segitiga dalam TIN terdiri dari titik dan garis yang saling terhubungkan sehingga membentuk segitiga. Model TIN dangta berguna dalam merepresentasikan ruang (spasial) dalam bentuk 3D, sehingga dapat mendekati kenyataan dilapangan. Salah satu diantaranya adalah dalam membangun Model Permukaan Bumi Digital (Digital Terrain Model/DTM).
·         Region, merupakan sekumpulan poligon, dimana masing-masing poligon tersebut dapat atau tidak mempunyai keterkaitan diantaranya akan tetapi saling bertampalan dalam satu data set.
·         Dymanic Segmentation, adalah model data yang dibangun dengan menggunakan segmen garis dalam rangka membangun model jaringan (network).

Perbandingan Model Data Raster dan Model Data Vektor
Kedua model data spasial yang telah disebutkan diatas (raster dan vektor) mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengaplikasikannya. Hal ini sangat bergantung pada tujuan, analisis, sistem dan aplikasi yang akan digunakan. Tabel berikut ini memperlihatkan perbandingan diantara kedua model tersebut.
 

Daftar Pustaka
A. Longley, Paul, Michael F. Goodchild, David J. Maguire, and David W. Rhind. Geographic Information Systems and Science. West Sussex, England: John Wiley & Sons Ltd, 2001.

Chang, Kang -Tsung. Introdcution To Geographic Information Systems. New York: McGraw-Hill, 2002.

Economic and Social Comminssion for Asia and the Pasific. Manual on GIS for Planner and Decision Makers. New York: United Nations, 1996.

Environmental Systems Research Institute (ESRI), Inc. ESRI.Com. 2006. www.esri.com (accessed March 12, 2007).

Gumelar, Dhani. Implemantasi Kelompok Data Dasar dalam Penentuan Kawasan Lindung (Studi Kasus Pembangunan IDSD Provinsi Jawa Barat). Bandung: Tesis Magister, Bidang Geomatika, Program Magister Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung, 2004.

Prahasta, Eddy. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika, 2001.

Radjabidfard, Abbas. SDI Hierarchy, from Local to Global SDI Initiatives. Melbourne, Victoria: Spatial Data Research Group, Departement of Geomatics. The University of Melbourne, 2001.

Rajabidfard, Abbas, and I.P. Williamson. "Spatial Data Infrastructures : Concept, SDI Hierarchy and Future Directions." Melbourne, Victoria: Spatial Data Research Group, Department of Geomatics, The University of Melbourne, 2000a.

—. Spatial Data Infrastructures:An Initiative To Facilitate Spatial Data Sharing. Melbourne, Victoria: Spatial Data Research Group, Department of Geomatics, The University of Melbourne, 2000b.
Wulan. Methodology for Selection of Framework Data : Case Study for NSDI in China. Enschede: Thesis Degree of Master of Science in GeoInformation Management, International Institute fo GeoInformation and Earth Observation (ITC), 2002.




1 komentar: